Abudini الوَجوئي

HIDUP INDAH DI ATAS SUNNAH

Penjelasan Hadits: “Saling Berwasiatlah Kalian Tentang Wanita Dengan Baik” Dan Pengertian “Bengkok” Dalam Hadits Ini.

Syaikh Ibnu Baz
Pertanyaan:
Disebutkan dalam sebuah hadits, “Saling berwasiatlah kalian tentang wanita dengan baik,
karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sedangkan tulang rusuk yang
paling bengkok adalah yang paling atas” dst. Mohon penjelasan makna hadits dan makna
“tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas”
Jawaban:
Ini hadits shahih yang diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani (Al-Bukhari dan Muslim) dalam
masing-masing kitab shahih mereka, dari Nabi -shalallaahu ‘alaihi wasallam-. Dari hadits
Abu Hurairah -radhiallaahu ‘anhu, bahwa Nabi -shalallaahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
“Saling berwasiatlah kalian tentang wanita dengan baik, karena sesungguhnya mereka
diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah
yang paling atas. Maka nasehatilah para wanita dengan baik.” (HR. Al-Bukhari, kitab an-
Nikah 5186).
Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara-saudara laki-laki dan lainnya
untuk menasehati kaum wanita dengan baik, berbuat baik terhadap mereka, tidak
menzhalimi mereka dan senantiasa memberikan hak-hak mereka serta mengarahkan
mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi –
shalallaahu ‘alaihi wasallam-, “Saling berwasiatlah kalian tentang wanita dengan baik.”
Hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk
terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, karena para
wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sebagaimana dikatakan oleh Nabi -shalallaahu
‘alaihi wasallam-, bahwa tulang rusuk yang paling mudah bengkok adalah yang paling atas.
Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk,
itulah tulang rusuk yang paling mudah bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam
kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits
lain dalam Ash-Shahihain,
“Aku tidak melihat orang-orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bisa
menghilangkan akal laki-laki yang teguh daripada salah seorang di antara kalian (para
wanita).” (HR. Al-Bukhari, kitab al-Haidh 304 dan Muslim, kitab al-Iman 80).
Maksudnya, bahwa ini penetapan Nabi -shalallaahu ‘alaihi wasallam- yang disebutkan
dalam Ash-Shahihain dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri -radhiallaahu ‘anhu-. Makna
“kurang akal” dalam sabda Nabi -shalallaahu ‘alaihi wasallam- adalah bahwa persaksian
dua wanita sebanding dengan persaksian seorang laki-laki. Sedang makna “kurang agama”

Sumber: http://www.fatwa-ulama.com

Tinggalkan komentar