Abudini الوَجوئي

HIDUP INDAH DI ATAS SUNNAH

Bermuka Dua

عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : تجد من شر الناس يوم القيامة عند الله ذا الوجهين ، الذي يأتي هؤلاء بوجه ، و هؤلاء بوجه

Dari abu hurairoh , nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda , Engkau akan dapati di antara orang2 terburuk pada hari kiamat di sisi alloh adalah orang berwajah dia , yg dtng kepada satu kelompok orang dgn satu wajah dan datang kepada kekompok lain dgn satu wajah lainya.(Hr. Bukhori : 98 , kitab al ahkam , muslim : 45 kitab albir hadist 98).

Faefah hadist:
1. Larangan bermudahanah( bermudah-mudahan dlm agama dan tipu daya , dan larangan bg seseorang bermuka dua ( Menghadapi satu kelompok dgn satu sikap dan kelompok lain dgn sikap yg lain) karena perbuatanya ini termasuk kemunafikan dan dusta , tipu daya serta siasat untuk membuka rahasia kedua kelompok tersebut.

2. Orang-orang yg bermuka dua adalah mereka memihak pada setiap golongan, sehingga tampak oleh mereka bahwa dia termasuk kubu mereka dan memusuhi pihak lainya. ini mereupakan sejelek-jeleknya manusia.

3. keadilan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. dengan kata lain kesalahan adalah sebuah kesalahan kebenaran adalah sebuah kebenaran yg tidak bisa dicampuradukan untuk mencapai islah tanpa mengetahui mana haq dan batil. islah dapat terjadi manakala setelah diketahui duduk perkaranya siapa yg salah dan siapa yg benar. orang 2 yg bermuka dua cenderung ingin memihak semua golongan yg bertikai tanpa tujuan mengislahkan.

4. berkata jujur ketika yg bersangkutan ada dan tidak ada itu merupakan sifat kaum mukmin yg jujur. adapun sanjungan sewaktu ada dan mencela sewaktu di luar dan ini sikap kaum pengecut dan nifaq dalam amalan.

ﺇﻧﺎ ﻧﺪﺧﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻼﻃﻴﻨﻨﺎ ﻓﻨﻘﻮﻝ ﻟﻬﻢ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﻧﺘﻜﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺧﺮﺟﻨﺎ ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻫﻢ. ﻗﺎﻝ ﻛﻨﺎﻧﻌﺪ ﻫﺬﺍ ﻧﻔﺎﻗﺎ ﻋﻠﻰ ﻋﻬﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﺒﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ

Berkata muhammad bin zaid bahwa orang2 pernah berkata kpd kakeknya  abdullah bin amr radhyiallohu anhuma : Sesungguhnya kami menghadap para penguasa kami, lalu kami berkata kepada mereka berbeda dengan apa yg kami bicarakan ketika kami sudah keluar dari sisi mereka. kami menganggab ini pada masa Rasulullah shalllahu alaihi wa sallam sebagai nifaq ( kemunafikan). ( Hr. bukhori dlm kitab hukum sanjungan kpd penguasa yg dimakruhkan.

ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
Ustadz Abu nasyitha, 13-Agustus-2014. palapa 2 pontianak.

Tinggalkan komentar